Festival SATU GURU Menulis "BANGGA MENJADI GURU"

Refleksi Guru 2021 Menuju Resolusi 2022
By: Ratna Apriyani Setyawati

SMK Tamansiswa 3 Jakarta

Blogspot.com - Perencanaan kita belum tentu sesuai keinginan & kehendak Allah, karena apa yang baik menurut kita, belum tentu baik bagi Nya. Semua yang telah kita lewati dan jalani tetap harus kita syukuri dan nikmati prosesnya untuk mencapai perjuangan yang manis dan indah pada waktunya. Dalam meresapi itu semua perlu adanya gambaran untuk melihat, menilai dan mengkaji ulang dari setiap proses perjuangan yang telah kita lewati melalui tolak ukur pada diri kita, yang disebut sebagai refleksi diri, baik cara belajar maupun bekerja. Dimana refleksi diri dapat mengembangkan kesadaran mental dan emosional untuk mengembangkan dan mengkaji skill yang dimiliki.

Refleksi ini seperti membuat cerminan diri, melakukan perenungan yang mendalam mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan target apa yang belum terpenuhi, disinilah waktu yang tepat untuk membuat suatu resolusi akan ideal.

Berasal dari resolusi di tahun sebelumnya dalam menjalankan hidup, setiap orang harus memiliki Key Performance Indicator (KPA), agar target yang dibuat dapat terukur dan tercapai. Resolusi biasanya berbentuk pernyataan, kesungguhan hati untuk melakukan suatu keinginan atau target tertentu.

Key Performance Indicator (KPA) dalam merefleksi diri, yaitu:

1. Intropeksi Diri, melihat dari kegagalan (pengalaman) yang dialami dengan bercermin diri.

2. Kualitas diri, melihat dari kemampuan kita dalam mengembangkan diri, baik hardskill maupun softskill.

3. Lingkungan, melihat dari tempat keberadaan kita dan posisi kita.

4. Kuantitas diri, melihat dari hasil kerja yang bisa dinyatakan dalam ukuran angka atau padanan angka lainnya.

Key Performance Indicator (KPA) dalam meresolusi diri diperlukan suatu formulasi, diantaranya: dikutip dari Link: https://ketik.unpad.ac.id/posts/1496/refleksikan-diri-sebelum-membuat-resolusi-untuk-tahun-yang-baru-2

1. Spesifik, mengetahui dengan jelas dan pasti apa yang ingin dituju dan diinginkan.

2. Measureable, keinginan tersebut harus terukur atau dapat diukur.

3. Archieveable, harus realistis sehingga dapat diraih, secara teoretis dan faktual dapat dicapai.

4. Relevant, artinya harus dilihat target yang dituju sesuai atau tidak dengan profesi yang dimiliki.

5. Time Bound, memiliki ukuran waktu yang jelas, mengetahui secara rasional timeline yang dibuat akan seperti apa.

Refleksi Guru 2021 Menuju Resolusi 2022

Mengkutip dari sejarah perjalanan saya sebagai guru, 16 tahun Guru swasta dan baru dinyatakan lulus ASN P3K di tahap 2 pada tanggal 17 Desember 2021, tidaklah sedikit untuk menjalani karier di dunia pendidikan. Dulu mengajar hanya masih menggunakan white board dengan spidol berwarna-warni, sekarang di tahun 2020, dimulainya awal pembelajaran dengan mengajar menggunakan media digital teknologi yang serba canggih. Semua tidak diajarkan secara teoritis detail namun faktanya berjalan dengan sendirinya secara otodidak melalui mbah google dan youtuber. Dan pada akhirnya seiring waktu berjalan barulah bermunculan seminar-seminar, pelatihan-pelatihan dan kelas-kelas belajar secara online. Namun tidak menutup kemungkinan semua tetap dilalui dengan suka cita dan tanpa mengeluh.

Perputaran roda untuk mengitari waktu tidak dapat diubah dengan kantong ajaib doraemon, semua terus berpacu. Aku yang saat ini berada digaris terdepan suatu profesi untuk mencerdaskan anak bangsa harus terus mengasah, mengasih dan mengasuh hardskill maupun softskill, agar bisa mengembangkan ide-ide peserta didik dalam mencapai cita-citanya.

Keberadaanku, harus selalu seiring mengikuti laju kurikulum yang beredar, spketrum yang ditetapkan, kebijakan yang dinyatakan. Semoga semua itu tetap pada based line Kemendibudristek. Agar apa yang menjadi faktual dilapangan sama dengan di Kemendibudristek, karena apa yang dihilangkan segera dikembalikan, seperti mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) di jenjang SMP & SMA/MA, KKPI/SIKOMDIG (Simulasi & Komunikasi Digital) di jenjang SMK. Semua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran untuk acuan peserta didik saat terjun ke dunia industri/dunia usaha di kelas XI bisa mempraktekkan atau mengaplikasikan, dan saat terjun ke LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) untuk ujian praktek di kelas XII, mereka tidak lupa atau bahkan tidak acuh dengan mata pelajaran KKPI/SIKOMDIG.

Yang walaupun menurut kalian pada umumnya, pelajaran tersebut pelajaran gampang, pelajaran abal-abal, pelajaran bisa dipelajari sendiri/otodidak, pelajaran di kelompok peminatan, jadi hanya diletakkan sedikit jumlah tatap mukanya, tidak membuat kami seorang guru TIK/KKPI/SIKOMDIG larut kesedihan, larut kekecewaan, kami tetap berusaha dan memberikan yang terbaik untuk siswa/i, walaupun kadang dipandang sebelah mata.

Tapi setelah saya mengikuti webinar "Penerapan Informatika sebagai Tulang Punggung Kemajuan Teknologi dalam Sistem Pendidikan Nasional", sangatlah berarti untuk mata pelajaran TIK/KKPI/SIKOMDIG dikembalikan dan diberlakukan kembali pada setiap jenjang, agar peserta didik juga memiliki penilaian yang balance antara pengetahuan/kognitif & keterampilan/psikomotorik, ditunjang dengan nilai sikap/afektif agar peserta didik tetap mengacu pada nilai-nilai pancasila yang berakhlak dan bermoral serta berdedikasi. Karena pelajaran ini tidak bisa berjalan sendiri tanpa seorang Guru/Pakar/ahlinya.

Sehingga di kata penutup saya memberikan gambaran bahwa untuk mencapai resolusi yang paling generik adalah hidup sehat dan bahagia. Karena sehat itu mahal, bahagia itu sederhana diciptakan.

* Background Sound:

Judul: Kamu Ngga Sendirian - Tipe-X

#CerdasBerkarakter

#SatuGuru

* Note: @ All: Maafkan diri Q,, masih harus belajar & belajar lagi, karena tulisan ini belum bisa Q persembahkan kexan sebagai suatu penghargaan sbg "Sang Juara". Tapi semoga tulisan ini jadi penyemangat xan utk ttp optimis & melangkah trs tanpa mengeluh. Tq. 🙏🤝🤗