Class. GMLD

Part. 10. "Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital".
Nov 22, 2021
4 - 6 PM

Menjadi garda terdepan untuk penerus bangsa membutuhkan pengetahuan atau kognitif, keterampilan atau skill & sikap atau afektif, hingga membuahkan hasil yang cemerlang untuk kepuasan diri dlm mencapai cita² & juga untuk menciptakan penerus bangsa yg matang & berkualitas. Apalagi sekarang sudah memasuki masa era bonus demografi, klik disini: https://www.info.populix.co/post/bonus-demografi-adalah#:~:text=Demographic%20dividend%20atau%20bonus%20demografi,usia%2015%20hingga%2064%20tahun , masa dimana usia produktif di tuntut untuk berkembang dengan skill yang variatif & kreatif serta inovatif agar tidak ketinggalan zaman. Untuk itu marilah kita terus belajar & belajar mengasah, asih & asuh skill kita terutama harus melek dunia digital, sehingga kita bisa menjadi "Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital".

Perubahan ini sangat menarik jika kita menyimak kupas tuntas pembahasan pada pembelajaran GMLD di hari ini yang akan di sampaikan oleh Narasumber kita dari seorang ibu guru yang sangat enerjik. Saya dan beliau sama sama alumni kelas BM gel. 19. Boleh dikata beliau adalah mentor sekaligus motivator saya, hingga saya bisa menyelesaikan seluruh tugas kelas menulis dengan baik. Banyak sudah prestasi yang beliau torehkan, salah satunya pemenang ke dua Lomba Blog Nasional 2021 👏👏👏. Mari kita sambut narasumber hebat kita ibu Rosminiyati, S.Pd dengan tema "Anak muda berani bikin perubahan di dunia digital".

Yang akan membersamai kita sebagai moderator yaitu Bpk. Muliadi, S.Pd., M.Pd. dengan bersama-sama membaca basmalah: "Bismillahirrahmanirrahim", kita mulai pembelajaran hari ini dengan mempunyai semangat luar biasa, kita senyum dulu yuk … 😊

Dari tema "Anak muda berani bikin perubahan di dunia digital", Saya ingin mengulik 2 kata kunci yang menjadi pedoman pembahasan kita. Sementara, untuk kata-kata lainnya sudah dibahas oleh narasumber-narasumber sebelumnya.
1. Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut)".
2. Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?
1. Kebutuhan.
  Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.
   Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid kita.
2. Menyalurkan hobi.
3. Tambahan penghasilan.
4. Berbagi.

Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital:
1. Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.

3. Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

4. Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.

5. Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.

Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak (KBBI V online). Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital.

Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita. Seperti yang sama-sama kita ketahui, anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan? Terkait Perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:
1. Tidak bisa -> bisa;
2. Tidak berani -> berani;
3. Sudah bisa -> banyak/terampil;
4. Banyak -> berkualitas;
5. Sendiri -> kolaborasi;
6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna -> bermanfaat;
8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/
    memotivasi;
9. Dan lain-lain.

Untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya.

Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini.

Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama.

Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah.

Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word, dan kemudian hari ini sudah bisa berblog ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya.

Hal-hal yang bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan, lihat bagan 1. Gerakan Perubahan di Dunia Digital.

Bagan 1. Gerakan Perubahan

Mari kita bahas satu per satu:
1. Mengubah mindset (pola pikir), antara lain:
    • Usia tua  Merasa muda.
        Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-
        guru untuk tidak berubah dan tidak mau
        beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih
        sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain.
        Padahal, umur yang tua dengan perangkat
        perkembanagn dan kemajuan yang
        dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik
        tersendiri bagi murid-murid kita untuk
        berubah juga.

    • Guru jadul -> Guru gaul
       Guru jadul aja bisa gaul, masak kamu gak?

    • Tidak sempat ->Menyempatkan diri.
        "Tidak sempat”, juga sering diajadikan
        alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak
        ada seorang pun yang dilebihkan barang
        sedetik pun. Di sini, hanya butuh:
        "manajemen waktu"

    • Tidak mampu -> Saya bisa
         Buang Rasa Minder/Takut.

2. Meluruskan niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.

Quotes Motivasi

3. Berani keluar dari zona nyaman.
  Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.
  Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.

4. Bergabung dalam komunitas.
   Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.

5. Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

6. MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.
Quotes Motivasi

Selanjutnya, untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya. Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.

Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

Bagaimana caranya?
1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

2. Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Dengan mengadakan webinar atau pelatihan-pelatihan. Untuk waktunya:
• Pertemuan langsung atau tatap muka di dalam
  ruangan kelas;
• Pada saat upacara atau waktu khusus.

3. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
• Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.

4. Memotivasi. Dengan mengadakan kegiatan yang memicu adrenalin siswa, seperti:
• Mengadakan perlombaan;
• Memberikan hadiah, dll.

* Closing statement dari ibu Rosminiyati, S.Pd:
   Belajar tak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi.
    Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam setiap urusan.

* Kesimpulan:
1. Tidak ada kata terlambat untuk berani memulai.

2. Anak ayam turun sembilan,
    Mati satu tinggal delapan,
    Ilmu boleh sedikit ketinggalan,
    Tapi jangan sampai putus harapan.

3. Alur Literasi Digital, dapat dilihat di Bagan:
Bagan Alur Literasi Digital

4. P.2: Bismillah, Assalamu'alaikum. Ibu perkenalkan saya Anis dari Pangkalpinang. Masya Allah materi yg menggugah, mendengar kata perubahan yg terbayang dlm benak saya adalah bergerak jadi lebih baik tapi tdk dapat dipungkiri terkadang kita akan berhadapan dengan situasi dimana kita akan mengalami yg namanya stagnasi/berhenti. Apa yang mesti dilakukan agar tdk menjadi penghalang ya bu?terimakasi. 🙏
Jawab:
Waalaikum salam, Bu Anis yang luar biasa.
Terima kasih atas pertanyaan yang luar biasa ini. Baiklah, Itulah manfaatnya kita bergabung dalam komunitas. Kita tidak akan sempat malas ketika melihat orang-orang lain mempersembahkan karya-karya terbaik mereka, ada ada dorongan yang kuat untuk kita berbuat hal yang sama. Selanjutnya kembalikan ke niat awal, bahwa apa yang kita lakukan untuk kebaikan, dan akan mempunyai nilai ibadah yang diperhitungkan sebagai pahala.

5. P.4: Saya Mugiarni, SDN DARU 3, Tangerang.
Assalamu'alaikum. Izin bertanya, bagaimana cara menumbuhkan budaya literasi di sekolah karena di tempat saya mengajar jika ada suatu kegiatan, orang tua murid lebih memilih untuk diajarkan matematika, biar anak pandai. Demikian. Terima kasih.
Jawab:
Waalaikum salam, Ibu Mugiarni dari Tangerang yang baik. Inilah pentingnya sosialisasi tidak hanya kepada anak-anak murid kita, tetapi juga kepada orang tua. Ini perlunya kolaborasi di seluruh personil sekolah, terutama pimpinan sekolah.

6. Berdasarkan paparan di atas, suatu perkembangan diri akan berubah jika kita terus mengasahnya ke hal² yang positif, sehingga akan bisa kita nikmati hasil perkembangan itu, bisa berupa karya² nyata yang disajikan baik berbentuk buku atau pun berupa jejak digital. Teruslah berubah, teruslah berkarya sekreatif & seinovatif ide² mu. 


#salamblogger
#salamliterasidigital
#newgmld















Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANGGA MENJADI GURU

Jadi Sampel, Jangan Takut

Syukron Lillah